Info
Respon Blog ini?
Agenda
Jumat, 12 April 2013
Naik Ontel ke Istana, Guru Minta SBY Batalkan Kurikulum
JAKARTA, KOMPAS.com — Koalisi Tolak Kurikulum
kembali menggelar aksi sebagai bentuk penolakan penerapan kurikulum,
Jumat (12/4/2013).
Aksi itu digelar dengan mengirimkan surat permohonan
kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membatalkan penerapan
kurikulum pendidikan yang baru.
Surat tersebut dikirimkan oleh
perwakilan guru dengan menggunakan sepeda ontel. Aksi dimulai sekitar
pukul 10.45 WIB, di sekitar lapangan parkir IRTI, kompleks Monumen
Nasional, Jakarta.
Slamet Marwanto, perwakilan dari Forum
Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ), mengayuh sepeda ontelnya melintasi depan
Stasiun Gambir dan finis di depan Istana Negara. Surat untuk Presiden
diberikan melalui bagian tata usaha Istana Kepresidenan.
"Saya
melakukan ini untuk menolak kurikulum yang baru karena tak sesuai dengan
filsafat pendidikan," kata Slamet, sesaat sebelum memulai aksinya.
Koalisi
Tolak Kurikulum terdiri dari berbagai organisasi guru, orangtua murid,
Sekolah Tanpa Batas, Koalisi Pendidikan, Indonesia Corruption Watch
(ICW), dan praktisi pendidikan. Aksi ini merupakan simbol penolakan
terhadap Kurikulum 2013 dan karena tidak dilibatkannya guru dalam proses
penyusunan kurikulum tersebut.
Retno Listyarti, seorang guru yang
ikut mendampingi aksi tersebut, mengatakan, guru merupakan ujung tombak
praktik pembelajaran yang paling mengetahui bagaimana keadaan
pendidikan di kelas. Atas dasar itu, ia meragukan kebijakan yang
berkaitan dengan guru, tetapi tidak melibatkan guru dalam penyusunannya.
Selain
itu, kata dia, penerapan Kurikulum 2013 juga mengakibatkan para guru
tidak kreatif dan inovatif karena semuanya sudah ditentukan oleh
pemerintah. Banyaknya mata pelajaran yang dihapus atau diganti juga
mengakibatkan ratusan ribu guru kehilangan pekerjaan, yang mematikan
karier dan kesempatan mengembangkan kompetensinya.
"Melalui surat
ini, kami meminta Presiden SBY agar membatalkan Kurikulum 2013. Sebab,
kurikulum ini tidak memiliki urgensi dan tujuan yang tepat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," ujarnya.
Di lokasi
yang sama, peneliti dari Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Siti
Juliantari, lebih meluangkan perhatiannya pada anggaran yang disiapkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk kurikulum ini.
Ia menyoroti anggaran yang besar dan sempat berubah-ubah sehingga
memunculkan potensi diselewengkan.
"Proyek Kurikulum 2013 bernilai
Rp 2 triliun lebih. Pada awal pekan kemarin kami menyampaikan data-data
terkait nama pejabat yang berpotensi menyelewengkan anggaran Kurikulum
2013 pada KPK," ujarnya.
Label:
News
Entri Populer
-
Mandirancan, 1 September 2012 sidang Laporan PertanggungJawaban Ketua OSIS periode 2011/2012 berjalan dengan lancar, pemaparan program ke...
-
KETENTUAN PER LOMBA AN KEGIATAN The 24 th of PLASMA SMAN 1 MANDIRANCAN I. KETENTUAN UMUM Ketentuan lomba...
Arsip
Pengikut
About Me
- SMA Negeri 1 Mandirancan
- Selamat datang di blog SMA Negeri 1 Mandirancan, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup